PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS TERHADAP REKOMENDASI PENGANGKATAN PEGAWAI HONORER MENJADI PEGAWAI TETAP DI DINAS PERINDUSTRIAN KOTA PALEMBANG BERBASIS WEBSITE

Pegawai merupakan sumber daya manusia yang sangat penting untuk mengembangkan dan memajukan suatu perusahaan baik swasta maupun dinas, tanpa adanya pegawai aktivitas dalam perusahaan tersebut akan tertunda dan tidak berjalan baik. Di dalam sebuah perusahaan memiliki pegawai tetap (PNS) dan pegawai honorer, pegawai honorer harus mempertahankan kinerja nya dengan sangat baik apabila kinerja pegawai honorer mengalami penurunan. Membuat pegawai honorer sewaktu-waktu bisa dipecat. Tujuan pembuatan sistem pendukung keputusan ini yaitu mampu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan subkriteria sehingga pegawai honorer akan mendapatkan rekomendasi pengangkatan pegawai dengan memenuhi beberapa kriteria yaitu absensi, disiplin, lama bekerja dan sertifikat keahlian yang dilakukan penilaian oleh admin dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TOP COFFEE DI KABUPATEN GRESIK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, masyarakat dan publisitas secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian produk Top Coffee di Kabupaten Gresik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen produk Top Coffee dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik Non-Probability Sampling dengan pendekatan Accidential Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang tidak dirancang pertemuannya terlebih dahulu. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan persamaan regresi sebagai berikut : Y= -4,271 + 0,396X1 + 0,339X2 + 0,542X3 + 0,630X4. Berdasarkan analisis data statistik, indikatorindikator dalam penelitian ini bersifat valid dan reliabel. Pada pengujian asumsi klasik, tidak terjadi atukorelasi, model regresi bebas multikolinieritas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel masyarakat dan publisitas dengan koefisien regresi sebesar 0,630 sedangkan variabel yang paling kecil mempengaruhi adalah variabel penjualan perorangan dengan koefisien regresi sebesar 0,339. Pengujian hipotesis menggunakan uji t yang menunjukkan bahwa keempat variabel independen yaitu periklanan (X1), penjualan perorangan (X2), promosi penjualan (X3), masyarakat dan publisitas (X4) yang diteliti terbukti secara signifikan memengaruhi variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, masyarakat dan publisitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI WANITA DI KABUPATEN PONOROGO PERIODE 2016

Koperasi Wanita sebagai salah satu wadah aktivitas ekonomi di tingkat desa dan memiliki posisi strategis dalam menggerakan ekonomi lokal terutama di Jawa timur. Dalam melakukan aktifitasnya Koperasi Wanita perlu adanya proses akuntansi yang baik guna untuk menyajikan informasi baik pihak yang berkepentingan. Salah satu unsur yang harus diperhatikan koperasi adalah kinerja keuangannya, dengan kata lain yaitu tingkat kesehatannya. Tingkat kesehatan suatu koperasi dapat dilihat dari keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam Koperasi Wanita di Kabupaten Ponorogo berdasarkan peraturan DEPUTI Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 06/Per/Dep.6/IV/2016 yang dilihat dari tujuh aspek yaitu, aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan serta jatidiri koperasi. Koperasi Wanita di Kabupaten Ponorogo dilihat dari analisis kualitatif pada tahun 2016 mayoritas memiliki predikat Sehat. Hal tersebut dikarenakan aspek manajemen pada KOPWAN di Kabupaten Ponorogo memiliki skor rata-rata 12,56. Sedangkan dari analisis kuantitatif mayoritas memiliki predikat Cukup Sehat, hal tersebut disebabkan karena dari 6 aspek penilaian kesehatan hanya aspek efisiensi yang memiliki kategori sehat dengan rata-rata skor 9,95 dan aspek yang lain memiliki kategori cukup sehat dan kurang sehat. Kata kunci : Tingkat Kesehatan Koperasi, Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian Dan Pertumbuhan, dan Jatidiri Koperasi Wanita di Kabupaten Ponorogo

The effect of Rhodamine B on the cerebellum and brainstem tissue of Rattus norvegicus

Background: Rhodamine B is a component of xenobiotic substance metabolized by cytochrome P450 in the body to produce free radicals, which affects the activity of Superoxidase Dismutase (SOD), thereby, leading to oxidative stress, injury, increase in cell apoptosis and brainstem. This study aims to determine the effect of Rhodamine B on BAX and BCL-2 in the cerebellum and brainstem tissue of Rattus norvegicus.Design and Methods: The True Experimental Design was used to carry out a post-test examination on the control group of twenty-eight Wistar female Rattus norvegicus mice between the ages of 10-12 weeks. Then, samples were categorized into 4 groups in body weight doses of 4.5 mg/200g, 9 mg/200g, and 18 mg/200g. They were administrated with Rhodamine B personde for 36 days. Results: The results showed that Rhodamine B had a direct and indirect effect on BAX and BCL-2 expressions, respectively, in the cerebellum tissue and wistar strain of Rattus norvegicus. In addition, the positive path coefficient of BAX expression has a positive effect on BCL-2. This means that an increase in BAX has a direct impact on decreasing BCL-2 expression in cerebellum tissue and brainstem of Rattus norvegicus wistar strain along with an increased dose of Rhodamine B. Conclusions: In conclusion, Rhodamine B tends to increase BAX expression which directly decreases BCL-2 in Cerebellum tissue and Brainstem in Rattus norvegicus along with increasing doses

SISTEM INFORMASI PEMESANAN PROPERTI RUMAH TANGGA BERBASIS WEB

Laporan SKRIPSI dengan judul “Sistem Informasi Pemesanan Properti Rumah Tangga Berbasis Web” telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menghasilkan Sistem Aplikasi Pemesanan dan Informasi Pembayaran. Permasalahan yang ada pada Sampurna Murni Furiture di Kudus ialah sistem pemasaran atau promosi yang masih menggunakan cara manual, yang artinya Sampurna Murni Furniture belum menggunakan cara pemasaran dan promosi yang terkomputerisasi seperti jaman sekarang ini yang sedang populer yakni web atau e-commerce, yang lebih efektif dalam pemesanan, mengetahui informasi pembayaran lebih cepat, menghemat waktu dan tenaga. Dengan adanya cara terkomputerisasi web atau e-commerce di Sampurna Murni Furniture, maka pelayanan kepada pelanggan akan semakin lebih baik, pelanggan dapat melihat produk – produk yang dimiliki oleh Sampurna Murni Furniture beserta detai dan harga, pelanggan juga dapat memesan langsung yang sesuai dengan keinginan mulai dari warna, bahan dasar kayu, dan lain sebagainya. Sistem ini diharapkan dapat memudahkan penjual dan pembeli dalam melakukan pelayanan jasa dan barang sehinggan lebih cepat, efektif, menghemat waktu, dan tenaga dalam transaksi jual-beli

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN STEM–PROJECT-BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Kemampuan literasi sains dan berpikir kreatif merupakan keterampilan abad 21 yang penting untuk dikuasai siswa. Penggunaan STEM–project-based learning dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan literasi sains dan berpikir kreatif siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas model pembelajaran STEM–project-based learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa selama proses pembelajaran kesetimbangan kimia. Sampel dalam penelitian adalah 29 siswa SMA kelas XI. Instrumen penelitian berupa tes berpikir kreatif, tes literasi sains, pedoman wawancara, dan dokumen. Berdasarkan hasil yang diperoleh, penerapan model pembelajaran project-based learning yang diintegrasi STEM secara signifikan efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains dan berpikir kreatif siswa. Kemampuan berpikir kreatif siswa pada aspek pengetahuan dengan persentase 51,72% pada kriteria kreatif dengan persentase tertinggi pada indikator originality sebesar 86,20%. Penerapan STEM–project-based learning juga secara signifikan meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada aspek pengetahuan dengan rerata kemampuan literasi sains pada kriteria sedang dengan persentase 62,07%

The Pathway of Adopting Omnibus Law in Indonesia's Legislation: Challenges and Opportunities in Legal Reform

The omnibus law model has become a new method of legislative drafting in Indonesia, first applied to the Job Creation Law and later enacted as Law 11/2020. While there were no implicit guidelines in Legislative Drafting Law 12/2011, this adoption was imported from several countries like the United States and Ireland to simplify regulations before the method was subsequently formalized and included in Legislative Drafting Law 13/2022. This paper explored the pathway and dynamics of the omnibus law adoption in Indonesia's law-making procedure and analyzed its further impacts on whether such a method has fruitfully improved the quality of the enacted regulation in establishing a more friendly investment policy. Through doctrinal method, this study showed that the opportunity to apply the omnibus model in Indonesia depends on the effectiveness, success, and benefits of respective regulations. In contrast, the application of the omnibus law model should respect democratic principles and avoid public harm. As shown in three different countries, i.e., Indonesia, the United States, and Canada, public concerns on lack of participation should be taken seriously to hinder undemocratic ends through "democratic" means. Alternatively, accountability of the drafting process should be considered a priority. In summary, the increasing trend of adopting the omnibus model should be first adopted and promulgated through legislative products whose promulgation must be with a formidable law-making procedure

Development of Pisa 2015 Based Chemical Literacy Assessment Instrument For High School Students

This study aims to develop valid and reliable chemical literacy assessment instruments based on PISA 2015. The development procedures carried out were 1) research and information collecting, 2) planning, 3) development preliminary form of product, 4) preliminary field testing, and 5) main product revision. Instrument of development result was validated(content validity and empirical validity). Content validity assessment data was obtained from the validity test results from two chemistry lecturers. Empirical validity test data were acquired from68 grade XI students as test subjects who came from five high schools in Malang. An empirical validity test was used to obtain the level of validity, reliability, discrimination index, difficulty level, and effectiveness of distractors of the items developed in the instrument. The instrument of development results consisted of 20 multiple choice items and 4 attitude questionnaires. The results of the content validity test indicated a valid instrument (the average score for the aspects of substance, construction, and language was 83.9). The results of the empirical validity test showed that multiple-choice items had a correlation value of 0.37-0.77, categorized as valid, and the reliability value was 0.86, classified as highly reliable. The discrimination index obtained was five items ranked as sufficiently good and 15 items categorized as good, while five items classified as easy item, 14 moderate items, and one difficult item, all distractors were functioning. The empirical validity test results in the form of an attitude questionnaire showed a correlation value of 0.65-0.69, so they were valid, and the reliability value was 0.59, classified as quite high criteria. Instrument development results proved to be valid and reliable, so it is feasible to be used to measure students' chemical literacy skills.ReferencesAmerican Association for the Advancement of Science (AAAS). (1993). Benchmarks for science literacy: a project 2061 report. New York: Oxford University Press.Arikunto, S. (1993). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Bond, D. (1989). In Pursuit of Chemical Literacy: A Place for Chemical Reactions. Journal of Chemical Education, 66(2), 157.Celik, S. (2014).Chemical Literacy Levels of Science And Mathematics Teacher Candidates. Australian Journal of Teacher Education, 39(1), 1 – 15Cigdemoglu, C., & Geban, O. (2015). Improving Students' Chemical Literacy Level on Thermochemical And Thermodynamics Concepts through Context-Based Approach. Chemistry Education Research And Practice, 16, 302 – 317.Cigdemoglu, C., Arslan, H. O., & Cam, A. (2017).Argumentation to Foster Pre-Service Science Teachers' Knowledge, Competency, And Attitude on The Domains of Chemical Literacy of Acids And Bases. Chemistry Education Research And Practice, 18(2), 288 – 303.Direktorat Pembinaan SMA. (2017). Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.Kohen, Z., Herscovitz, O., & Dori, Y. J. (2020). How to Promote Chemical Literacy? Online Question Posing And Communicating With Scientists. Chemistry Education Research And Practice, 21(1), 250 – 266Mudiono, A. (2016). Keprofesionalan Guru dalam Menghadapi Pendidikan di Era Global. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional, Jurusan KSDP FIP UM, Malang 25 September.Mumba, F., & Hunter, W. J. F. (2009). Representative Nature of Scientific Literacy Themes in A High School Chemistry Course: The Case of Zambia. Chemistry Education Research And Practice, 10(3), 219 – 226.Naganuma, S. (2017). An Assessment of Civic Scientific Literacy in Japan: Development of A More Authentic Assessment Task And Scoring Rubric. International Journal of Science Education, Part B, 7(4), 301 – 322Norris, S. P., & Philip, L. M. (2003). How literacy in its fundamental sense in central to scientific literacy. Science Education, 87(2), 224 – 240.Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). (2016). PISA 2015 Assessment And Analytical Framework: Science, Reading, Mathematic And Financial Literacy. Paris: OECD PublishingOrganisation for Economic Co-operation and Development (OECD). (2018). PISA 2018 Result Combined Executive Summaries Volume I, II, & III. Paris: Organisation for Economic Co-operation and Development.Osborne, J. F. (2010). Arguing to Learn in Science: The Role of Collaborative, Critical Discourse. Science, 328(5977), 463 – 466Rahayu, S. (2014). Menuju Masyarakat Berliterasi Sains: Harapan dan Tantangan Kurikulum 2013. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, Jurusan Kimia FMIPA UM, Malang 6 September.Rahayu, S. (2017). Mengoptimalkan Aspek Literasi dalam Pembelajaran Kimia Abad 21. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Yogyakarta, 14 Oktober.Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian: untuk Guru-Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: AlfabetaRiduwan. (2013). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: AlfabetaShe, H. C., Stacey, K., & Schmidt, W. H. (2018).Science And Mathematics Literacy: PISA for Better School Education. International Journal of Science And Mathematics Education, 16(1), 1 – 5Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., & Hofstein, A. (2005). The Importance of Involving High-School Chemistry Teachers in The Process of Defining the Operational Meaning of Chemical Literacy. International Journal of ScienceEducation, 27(3), 323 – 344.Thummathong, R., & Thathong, K. (2016). Construction of A Chemical Literacy Test for Engineering Students. Journal of Turkish Science Education, 13(3), 185 – 198.United Nations Environment Programme (UNEP). (2012). 21 Issues for the 21st Century: Result of the UNEP Foresight Process on Emerging Environmental Issues. Nairobi, Kenya: United Nations Environment Programme.Vogelzang, J., Admiraal, W. F., & van Driel, J. H. (2020). Effects of Scrum Methodology on Students' Critical Scientific Literacy: The Case of Green Chemistry. Chemistry Education Research And Practice, 21(3), 940 – 952.World Economic Forum (WEF). (2016). New Vision for Education: Fostering Social And Emotional Learning through Technology